wanitaa

Wanita Susah Dibuat Bahagia
Jika dikatakan cantik dikira menggoda
jika dibilang jelek di sangka menghina
Bila dibilang lemah dia protes
bila dibilang perkasa dia nangis

Maunya emansipasi, tapi disuruh benerin genteng , nolak (sambil ngomel masa disamakan dengan cowok)
Maunya emansipasi, tapi disuruh berdiri di bis malah cemberut (sambil ngomel, Egois amat sih cowok ini tidak punya perasaan)

Jika di tanyakan siapa yang paling di banggakan, kebanyakan bilang Ibunya, tapi kenapa ya .... lebih bangga jadi wanita karir, padahal ibunya adalah ibu rumah tangga.

Bila kesalahannya diingatkankan, mukanya merah..
bila di ajari mukanya merah,,
bila di sanjung mukanya merah
jika marah mukanya merah, kok sama semua ? bingung !!

Di tanya ya atau tidak, jawabnya diam;
ditanya tidak atau ya, jawabnya diam;
ditanya ya atau ya, jawabnya :diam,
ditanya tidak atau tidak, jawabnya ; diam,
ketika didiamkan malah marah (repot kita disuruh jadi dukun yang bisa nebak jawaban orang lain)

WANITA MEMANG SUSAH DI BUAT "BAHAGIA"
***
Penggalan tulisan diatas saya ambil dari FSnya pacar temen kosan saya, dan inipun saya alami saat kuliah Sosiologi Gender. Di mata kuliah ini semua mengenai gender di kulik ampe panas,,, eh maksudnya sampe habis bahkan habis-habisan. Dari yang penting sampe yang ga penting pun dibahas, tapi yang saya tangkap dikuliah ini adalah ke egoisan perempuan yang tidak bersyukur dengan apa yang ada pada dirinya. Inilah yang dialami oleh saudari-saudari kita Feminis,,, disorientalis ke-perempuan-an.

Saya kalo mata kuliah dah berkaitan sama politik dan gerakan maka tak ada kata tidak untuk mengemukakan pendapat saya,,, apalagi kalo ada dosen yang kepleset ngomong dan menurut saya itu kurang tepat maka ga segan-segan saya akan interupsi, terserahlah dibilang sok tau atau apa yang penting saya bisa meluruskan apa yang memang seharusnya diperlurus.
Yang paling ga saya suka itu, cenderung teman-teman saya hanya menelan habis-habisan info atau materi yang di transfer and yang dilontarkan oleh dosen,,, untung aja tuh dosen ga ngelontarin tank ya,,, bisa keselek tuh mahasiswa. Sekedar informasi saja, Kelompok Feminispun terbagi dalam beberapa macam dan yang paling keras terhadap isu emansipasi itu adalah Feminis Radikal dan Marxis.

Feminis Radikal ini paling ga suka dengan laki-laki baik secara simbol ataupun secara fisik karna mereka melihat laki-laki sebagai simbol penindasan bagi perempuan dan kebanyakan yang jadi anggotanya adalah para Lesbian tapi ga semuanya perempuan ada juga laki-laki. Nah kalo Feminis Marxis ni yang lumayan masuk akal sih, mereka berkoar-koar agar kesempatan antara laki-laki dan wanita secara sosial dan ekonomi disamakan, mereka berangkat dari penindasan yang terjadi pada wanita dan anak-anak saat Revolusi Industri di Perancis.

Untuk di Indonesia sendiri mereka punya tujuan untuk mendobrak akar budaya Patrilineal yang mendarah daging, mereka bersumsi bahwa keterbelakangan wanita Indonesia itu disebabkan karna adanya budaya Patrilineal yang di konstruksi secara sengaja dan tidak oleh masyarakat.
Bagi mereka Agama juga harus bertanggung jawab atas ketidaksamaan Hak antara laki-laki dan perempuan selama ini, menurut mereka Agama itu sangat bias Gender dan menyebabkan wanita ga survive dalam hidupnya,,, waah pas Dosen saya ngomong gini saya langsung interupsi dan mengatakan bahwa bukan Agama yang menyebabkan bias Gender tapi orang yang memaknakan ajaran agamanya mengenai perempuan yang ga menyeluruh. Contohnya saja Islam, bisa dilihat koq bagaimana perjuangan para sahabat-sahabat wanita pada zaman Rasulullah,,, atau saat ini deh,,, saya bisa lebih mobile dibandingkan temen-temen sekelas saya yang lain yang pada kupu-kupu alias kuliah-pulang doang (songong dikit ga papalah...).
Pernah karna saking malesnya komentar,,, pas diminta komentar sama temen saya, bilang aja,,, yaudah kalo emang mau ada kesetaraan kalian mau ga gantiin bapak atau abang kalian untuk ngeronda satuuu malam aja?,,,, temen saya jawab,,,yaah ga gitu juga doong,,, yeee ngeles aja pinternyaaa,,, dasar perempuan,,,uupps.

Ato lain waktu juga saya pernah diskusi sama mahasiswa S2 UI, katanya sebenarnya dalam Islam juga ada bias gender dan ini desebabkan karna yang bahas Fikih terutama Fikih perempuan itu laki-laki semua kan belum pernah kedengaran kalo yang nulis Fikih wanita adalah seorang wanita dan ga jarang aturan mengenai wanita ini justru memunculkan peran ganda (double burdan), misalnya aja Perempuan ga apa-apa kog kerja diluar rumah asal ga lupa aja sama kewajibannya dirumah, mereka ga berusaha untuk membalikkan paradigma itu ke diri mereka sendiri (maksudnya laki2),,, yaah laki-laki boleh nyari duit diluar tapi juga jangan lupa ma tugas-tugas dirumah...nah lho,,, pusing saya jadinya.

Tapi sebenarnya gini lho,,, dalam Islam itu dah ada yang namanya spesialisasi dan ini yang seharusnya disadari oleh para lelaki dan wanita. Spesialisasi kewajiban dan hak antara laki-laki dan wanita yang dah diciptakan olah Allah SWT sesuai dengan kemampuan lahiriah dan naluriahnya.

Sebenarnya tuh Islam dah memihak banget lho sama perempuan bayangin aja kalo laki-laki yang nyari duit untuk keluarga itu dah merupakan kewajibannya dia tapi kalo perempuan yang nyari duit demi menolong sang suami maka itu dianggap sebagai sedekah dia untuk keluarga dan suaminya,,,mh,,mh gimana?...spokat!!!

0 komentar: